PMII Ditengah Pandemi Covid-19

Info Rayon Sakera - Peran kader PMII ditengah Pandemi pagebluk Covid-19 yaitu bagaimana kader-kader PMII memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang bahaya Covid-19 dan juga meminimalisir penyebaran tentang berita hoax kepada masyarakat.

Peneliti sosial mengatakan : media adalah pusat informasi terbesar.
Jangan salahkan berita hoax terlalu banyak disosial media, kalau kader-kader PMII tidak melakukan apa-apa (bagaikan katak dalam terpurung) untuk membuat konten-konten Positif inspiratif menekan mundur hoax tadi. 

Jangan salahkan yang trending di youtube konten-konten yang unfaedah kalau kader-kader PMII tidak melakukan apa-apa untuk membuat konten yang berfaedah menekan mundur konten-konten yang unfaedah tadi.
 
Diharap kader-kader PMII untuk menjadi bunga revolusi yang hadir ditengah-tengah masyarakat untuk memberikan sumbangsih intelegensi dan energi positif, meminimalisir agar mereka tidak mudah terjebak dengan bahasanya media, sehingga harus di selektif terlebih dahulu.

Masyarakat, pelajar, dan mahasiswa banyak yang simpang siur dengan situasi yang seperti sehubungan sengan sila ke-5 (keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia) kita mungkin punya interpretasi masing-masing terhadap sila ke-5 tersebut, akan tetapi ada 3 hal yang sangat sederhana dan masyarakat punya hak terhadapnya : 1. Pendidikan, Sudahkah masyarakat indonesia mendapatkan akses yang sama ke pendidikan? (Silahkan temen-temen jawab) 2. Kesehatan, Sudahkah dari Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Puraurotis mendapatkan akses yang sama ke kesehatan? 3. Ekonomi (lapangan pekerjaan), Sudahkah rakyat indonesia menjadi tuan di rumahnya sendiri untuk mendapatkan lapangan pekerjaan?.

Maka mari mengambil bagian dengan pengimplementasian NDP sebagai (Landasan berfikir, Landasan bepijak, Sumber motivasi dan Kedudukan). 

Jangan mau jadi kader yang pengecut atau kader yang medioker (rata-rata), hidup cuma sekali maka hiduplah yang berarti, akan ada yang berubah dan akan ada yang bertahan, tapi satu yang pasti (harapan, keyakinan dan optimisme) harus terus diperjuangkan.
Manfaat dan konsekuensi negatif dari setiap intervensi dan menerapkan strategi untuk mendorong masyarakat dalam keterlibatan, serta kader PMII mendapatkan kepercayaan yang kemudian membatasi kerugian sosial atau ekonomi. ada banyak strategi yang dapat mendukung masyarakat ketahanan dan kesehatan mental. 

Keterpurukan ekonomi dari berbagai kalangan masyarakat (keluarga, komunitas, pelajar dan mahasiswa dll) akan berdampak sangat serius kalau kader PMII tidak berafiliasi memberi sayap kebermanfaatan dengan masyarakat untuk memerangi dan memutus mata rantai transmisi pandemi pagebluk COVID-19 dengan betul-betul menjalankan dan menerapkan anjuran-anjuran yang ditetapkan oleh pemerintah.

Saat ini, banyak acara-acara penting yang tidak terselenggara wabil khusus PMII yaitu (PKD, harlah PMII dan kaderisasi PMII dll) dengan adanya surat edaran dari PB PMII yang mengintruksikan seluruh pimpinan mandataris PMII dari tingkat PKC hingga PR di seluruh indonesia agar menunda semua kegiatan bersifat paguyuban yang kemudian melibatkan peserta banyak kepala, seperti (pelantikan, pengkaderan dan pelatihan) dengan demikian seluruh pimpinan organisasi PMII wajib membantu kebijakan pemerintah untuk mensosialisasikan prosedur pencegahan dan transmisi COVID-19 di lingkungan masing-masing serta membudayakan NDP kepada masyarakat untuk mewujudkan perilaku hidup bersih.

Dalam kesempatan tersebut, kader PMII harus menjalankan aturan yang di berlakukan oleh pemerintah, baik secara mikro maupun makro yang sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kader PMII dalam menangani dan meminimalisir wabah COVID-19 yang kemudian tetap stay at home atau work form home dengan menjaga pola hidup sehat serta batasan berintraksi dengan orang lain, agar corona dapat melemah dan perkonomian Indonesia akan membaik, karena perekonomian ini ibarat sebuah lingkaran yang saling berkesinambungan antara penjual dan pembeli jikalau seandainya ini tidak berjalan maka bisa dipastikan perekonomian akan sangat terganggu.

Kita sudah mengetahui bersama situasi dan kondisi indonesia saat ini, wabil khusus kota-kota post strategis yang sudah mengalami radzone tentang transmisi pandemi pagebluk COVID-19 ini. Untuk itu. Semua kegiatan yang menimbulkan keramaian, berkumpul bersama, melakukan kaderisasi, diskusi dll.
Ditunda dulu sampai situasi dan kondisinya sudah memungkinkan.

Tapi itu bukan alasan kader PMII untuk menjadi seorang yang on progres, yang mestinya harus menemukan format kaderisasi dan literasi yang pas untuk diterapkan selama pandemi ini, sehingga sahabat-sahabat kita khususnya yang ada di rayon dan komisariat bisa tetap melakukan pengawalan teradap anggota dan kader PMII.
X
Dengan begitu, kitalah turun dan membaur untuk memberikan arahan, nasehat kepada masyarakat agar selalu menjaga diri dari segala bentuk jalannya transmisi COVID-19.

Tentunnya dengan menjaga kesehatan dan tetap sadar bahwa saling menjaga itu penting untuk memutuskan mata rantai pandemi pagebluk tersebut. kader PMII-lah yang seharusnya menjadi filterisasi penyebaran berita palsu (Hoax) tentang COVID-19 yang menyebabkan panik masyarakat, bukan malah menjadi sebaliknya, jadilah kader yang benar-benar bersikap kritis dalam memilah informasi. Kader PMII-lah yang seharusnya menjadi tubuh dan tangan, memberikan sumbangsih kepada masyarakat yang terpuruk ekonominya ditengah ganasnya wabah ini.

Kader PMII sudah terlahir menjadi penggerak, dalam artian kita tidak hanya menjadi penonton bising di bangku belakang yang mampu berceloteh dari kejauhan nyatanya vakum ketika di depan. Harusnya kita berdiri di garda paling depan, membangun benteng untuk memutus penyebaran wabah COVID-19. Ingatlah kita dibesarkan dengan fikir, dzikir dan amal shaleh bukan dirancang untuk berkuasa dan merusak kultur PMII yang sebenarnya.

Kita bukan kader diam, bukan pembawa moment kelam apalagi karam, harusnya kita menjadi meriam untuk setiap persoalan yang kejam, tidak peduli siang atau malam kita harus tetap jadi pergerakan yang amar ma'ruf nahi munkar.

COVID-19 akan menyerang siapa saja tapi bukan berarti kita harus takut (waspada harus, panik jangan) harusnya kita bangun niat dan tekad yang kuat untuk menjadi kader yang excellent. Bukan tentang kekuasaan tapi seharusnya amal shaleh. Karna amal shaleh lah yang membuat kita tetap berdiri sampai saat ini dan menjadi bunga revolusi ditengah masyarakat.

Harlah PMII yang ke-60, 17 april 2020, kita ubah tradisi ditengah ancaman wabah yang mendunia, marilah kita mengisi hari bersejarah ini dengan kegiatan yang bermanfaat, ulurkan tanganmu, sampaikan kebaikan, bantu mereka yang tengah terpuruk, kita teguh tak harus berpegang tangan, tapi kemampuan berfikir dan ilmu serta ketaqwaan yang bermanfaat yang kemudia membuat kita membuka cakrawala kehidupan bahwasanya yang Maha Kuasa tengah menguji kebaikan sekaligus menghukum perilaku manusia. 

Mari kita berbenah dimulai dari wadah kita sendiri yang kemudian menjadi cermin untuk menyebarkan sayap kebaikan. Masalah bangsa adalah tanggung jawab kita sebagai generasi emas dimasa sekarang atau beberapa tahun yang akan datang. Kekuatan kita dimulai dari sekarang bukan besok ataupun hari kemarin, ayo bergerak cegah transmisi pandemi pagebluk COVID-19.
Salam Pergerakan.

________
Penulis : Sahabat Nabil Anna
Publisher : Tim LSO

*) Penulis adalah anggota rayon persiapan SAKERA, angkatan Paku Bumi. Komisariat IAIN MADURA cabang Pamekasan