Ahmad Bagja, Mantan Ketum PB PMII yang Paling Berpengaruh di Kelompok Cipayung

Info Rayon Sakera - KH. Ahmad Bagja yang merupakan salah Ketua Umum PMII, beliau lahir pada tanggal 01 Maret 1945 di Kuningan, Jawa Barat. Beliau adalah seorang putra dari Kyai Mohammad Tohir, salah satu tokoh agama di wilayah timur Kuningan. Ayahnya berasal dari Desa Cipetir, Kecamatan Lebakwangi. Dikisahkan bahwa ayahnya juga memiliki santri. Namun tidak diketahui apakah itu santri mukim seperti layaknya pesantren atau hanya sebatas santri part time atau yang biasa disebut dengan tempat ngaji biasa sejenis langgar.

Ahmad Bagdja adalah perintis komisariat PMII IKIP Jakarta dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum PMII pada periode 1977-1981. Beliau juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jendral (Sekjend) PBNU pada masa KH. Abdurrahman Wahid atau yang biasa dikenal dengan sebutan Gus Dur saat menjabat sebagai Ketua Umum PBNU pada periode pertama, begitu juga pada periode kedua kepengurusan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yaitu pada tahun 1989-1994. Selain itu, beliau juga pernah menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa IKIP Jakarta, Ketua Badan Koordinasi Senat-Senat Mahasiswa IKIP se-Indonesia pada tahun 1970.
Ahmad Bagdja terkenal dengan pribadinya yang santun, rendah hati, sosok inspiratif, teladan dan selalu memberikan pengayoman terbaik dalam pengkaderannya. Beliau menjadi rujukan perjuangan di PMII, Anshor, di seluruh organisasi-organisasi Nahdatul Ulama dan segenap Keluarga besar Nahdatul Ulama. Beliau dikenal dengan dengan pemikiran-pemikirannya yang ingin agar NU tetap maju. Beliau adalah motivator, mentor serta penggerak aktivis PMII yang sabar dan telaten. Hampir seluruh hidupnya beliau dedikasikan untuk perjuangan NU, demi agama Islam, bangsa, dan negara Indonesia.

Ahmad bagjda merupakan salah satu tokoh central yang paling berpengaruh dalam kelompok Cipayung. Pada masanya, kelompok Cipayung benar-benar menjadi kelompok sosial kontrol yang kritis dan berani. Sehingga beliau terpilih sebagai Ketua FOKSIKA menggantikan Abduh Paddare, setelah berhasil bersaing dengan Burhanuddin Abdullah (Gubenur BI)
Sebagai sosok yang sangat inspiratif dan teladan yang baik terdapat salah satu ungkapan yang pernah beliau lontarkan sebagai salah satu upaya pembentukan dan penanaman semangat bagi para kader-kadernya, “Jika kalian mempunyai impian yang besar, maka setiap masalah akan terlihat kecil, namun jika kalian mempunyai impian kecil, bahkan masalah kecil sekalipun akan terlihat besar untuk kalian hadapi”. Kurang lebih begitu ungkapnya. Beliau selalu membakar semangat para kader, selalu mengingatkan tentang pentingnya berjejaring, dan membangun kesepahaman dalam setiap lingkup alumnus. Hal ini terbukti dengan diadakannya pertemuan bulanan dengan tema “Bagaimana NU Menyongsosng 100 Tahun” yang dilakukan agar gerakan NU tetap terjada dan berjalan di atas jalan yang benar.

Ahmad Bagdja terus mendorong generasi muda NU untuk menjadikan IPNU, IPPNU, PMII, dan GP Anshor sebagai proses untuk melatih dan mendidik diri, dengan menjadi anggota dan pengurus adalah salah satu jalan untuk mendidik diri masing-masing. Beliau juga pernah mengatakan “Kaderisasi adalah seluruh proses kita dalam berorganisasi dimanapun kita berada. Totalitas kita itulah bentuk dari kaderisasi yang sesungguhnya”.

Kini motivator itu harus berpulang dan menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis, 06 Februari 2020 di Rumah Sakit Medical Center (JMC), Jakarta pada waktu dini hari, yaitu 01.09 WIB.

Penulis: Fathihatul Jannah
Publisher: Luk Mini

* Tulisan ini merupakan rangkuman dari beberapa referensi dan penulis

Referensi: 

https://www.laduni.id/post/read/67180/biografi-kh-ahmad-bagdja

https://pmiipers.wordpress.com/2013/05/25/profil-ketua-ketua-umum-pmii-periode-1960-2005/

https://bangkitmedia.com/kh-ahmad-bagja-inspirasi-orang-orang-nu-kuningan/

https://m.bisnis.com/amp/read/20200206/15/1198027/mantan-sekjen-pb-nahdlatul-ulama-kh-ahmad-bagja-meninggal-dunia

https://matamaduranews.com/sesepuh-nu-dan-pmii-kh-ahmad-bagja-wafat/