Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Rekam Jejak Suryadharma Ali, dari Ketum PB PMII Hingga Mentri Presiden


Info Rayon Sakera - Suryadharma ali lahir di jakarta, Pada tanggal 19 september 1956. 
Beliau menikah dengan seorang prempuan yang steril menemani beliau sampai sekarang, prempuan tersebut bernama Wardatul asriah, dan dikaruniai 4 orang anak diantaranya adalah ; Kartika Yudistira Suryadharma, Sherlita Nabila Suryadharma, Abdurrahman Sagara Prakasa, dan Nadia Jessica Nurul Wardan.

Setelah tamat di bangku pendidikan sekolah dasar, SMP dan SMA di jakarta, Beliau melanjutkan jenjang pendidikannya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah jakarta 1977, dan lulus dengan menggondol gelar sarjana pada tahun 1984.

" jabatan adalah amanah "
Menjadi seorang aktivis sejak mahasiswa yang aktif di dunia organisasi sehingga bisa mengantarkan Suryadharma ali untuk terjun dan inklusif ke dunia politik. Sehingga ia menjadi anggota DPR, ketua partai, dan menteri sebanyak dua priode, dan tak lupa menjadi ketua PB PMII (1985-1988).

Sejak duduk di bangku perkuliahan, beliau aktif di organisasi ekstra kampus, sebut saja Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), organisasi yang menjadi garda terdepan dalam mengawal kebijakan dan menjadi salah satu ormek terbesar di indonesia yang kemudian tetap eksis sampai sekarang, beliau mulai asyik di dunia pergerakan dan menjadi seorang aktivis secara totalitas di PMII cabang ciputat, dan pada tahun 1985-1988 Beliau ditakdirkan menjadi ketua umum PB PMII. Pada kongres VIII di Bandung jawa barat beliau terpilih setelah bersaing secara ketat dengan iqbal assegaf yang menjadi rivalitasnya dalam memperjuangkan visi misinya untuk mengambil alih tongkat kepemimpinan PMII, dengan selisih yang sangat tipis, hanya beda satu suara dalam kuantitatif perhitungan voting, sehingga beliau yang ditakdirkan untuk menjadi diktator utama di PMII.

Beliau adalah kader tulent PMII yang menyempurnakan NDP dan yang mengesahkannya. Pergerakan mahasiswa islam indonesia (PMII) sebagai organisasi kemahasiswaan yang berhaluan ahli sunnah wal jama'ah dan berusaha menggali nilai-nilai moral yang lahir dari pengalaman dan keberpihakan insan warga pergerakan dalam membentuk rumusan-rumusan yang diberi nama Nilai Dasar Pergerakan (NDP). Secara historis NDP PMII mulai terbentuk pasca terpisahnya PMII dengan induknya sendiri yaitu (NU) yang dikenal dengan sebutan Independensi PMII, ketika mukernas III di bandung (1-5 mei 1976). Pada saat itu penyusunan NDP PMII masih berupa kerangkanya saja yang kemudian diserahkan kepada tim PB PMII. Namun hingga menjelang kongres PMII VIII di bandung, penyusunan tersebut masih belum bisa dapat diwujudkan, hingga pada akhirnya saat kongres PMII VIII di bandung (16-20 mei 1985) menetapkan penyempurnaan rumusan NDP PMII yang ditetapkan oleh sahabat suryadharma ali sebagai ketua umum PB PMII. Penyempurnaan ini berlangsung hingga pada tanggal (14-19 september 1988) ketika kongres PMII IX, NDP mulai disahkan dan diketok palu di surabaya yang menjadi akhir jabatannya beliau di PMII.

NDP ini merupakan tali rantai pengikat (kalimatun sawa') yang mempertemukan dan menyatukan warga pergerakan dalam ranah PMII dengan semangat perjuangan yang tinggi. Diharapkan seluruh anggota dan kader PMII harus bisa memahami dan menginternalisasikan NDP PMII itu sendiri yang kemudian bisa di implementasikan dengan aktivitas kehidupan sehari-hari baik secara personal maupun secara kolektif dalam medan perjuangan sosial yang lebih luas, dengan melakukan keberpihakan yang nyata dalam melawan ketidakadilan, arbitrer, kekerasan, dan tindakan-tindakan negatif lainnya. Begitu kira-kira yang dituturkan beliau pada waktu itu (20 mei 1985).

Saat memberi sambutan pada kongres PMII VIII Beliau menyampaikan sebuah pesan yang singkat namun sangat bergairah, yaitu : "jabatan adalah amanah" dari sepatah kata itu kita harus bisa menyadari dan melegitimasi diri bahwa kader-kader PMII harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Ali syari'ati pernah mengatakan didalam bukunya (ideologis kaum intelektual) salah satu ciri-ciri orang organisatoris ialah harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, Jikalau kader-kader PMII sudah tidak memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi akan pentingnya dunia pendidikan, keislaman, serta keindonesiaan, maka bisa dipastikan organisasi PMII akan lahir generasi-generasi yang kemudian tidak akan memiliki rasa tanggung jawab yang penuh akan pentingnya dunia pendidikan, keislaman, serta keindonesiaan.

Seteluh lulus di dunia perkuliahan, Beliau mulai menata dan memulai karier barunya, Sehingga ia menjadi deputi Direktur PT Hero Supermarket TBK hingga tahun 1999. Selain itu, Beliau juga menjabat sebagai ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Saat bergabung dengan PPP, Beliau dipercaya terpilih menjadi anggota DPR sebanyak dua priode (1999-2004) dan (2004-2009). Namun pada periode kedua beliau tidak menyelesaikan jabatannya Secara tuntas (kaffah), karna pada waktu yang bersamaan beliau diangkat derajat dan martabatnya oleh bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dikenal dengan sapaan akrab (SBY) untuk menjadi Menteri Negara Koperasi dan UKM RI, pada masa periode (2004-2009).

Pada tahun 2007 kariernya semakin meroket dan menjulang tinggi di PPP sehingga terlibat dalam muktamar yang menjadikannya sebagai Ketua umum DPP PPP pada masa periode (2007-2011) yang menggantikan estafet kepemimpinan Hamzah Haz. Bahkan pada muktamar berikutnya beliau dipercaya dan terpilih kembali untuk yang kedua kalinya menjadi ketua umum DPP PPP pada masa periode (2011-2015). Sementara secara eksekutif kariernya semakin moncer bak bintang-bintang menyinari bumi sehingga menjadi hiasan kelebihan langit yang kemudian membuat bumi tersenyum pada malam hari, Beliau lagi-lagi terpilih menjadi menteri agama RI pada masa periode (2009-2014) yang dipilih oleh bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. dari sinilah beliau bisa memberikan sayap kebermanfaatan bagi orang lain dengan posisinya yang selalu dipercaya untuk mengemban amanah dalam dunia kepemimpinan. diakui atau tidak beliau tercatat dalam sejarah PMII yang sudah banyak memberikan sumbangsih inteligensi yang terkeristal untuk PMII itu sendiri wabil khusus (NKRI) negara kesatuan republik indonesia, sehingga kader-kader PMII harus senantiasa untuk bisa mengkolaborasikan antara hak dan kewajiban sebagai regenerasi kader ulul albab yang kemudian mempunyai dan memiliki rasa tanggung jawab secara penuh untuk mengawal segala kebijakan-kebijakan internal maupun eksternal yang akan selalu membawa perubahan karna disetiap perubahan pasti disitu ada derap langkah anak muda yang menjadi solusi dari setiap persoalan, Franklin pernah mengatakan : Seseorang yang berhenti berubah (tentu berubah ke arah yang lebih baik) maka mereka akan mati. Maka mari mengambil bagian dalam perubahan di era Revolusi industri ini, karna dunia tidak hanya menuntut perkembangan teknologi, namun juga harus update terhadap informasi, karna PMII lahir untuk melawan dan menjawab tantangan zaman.

Penulis: Nabil
Publisher: Luk Mini

_____________
Sumber refrensi

- Buku Citra diri PMII
- Buku Ideologis kaum intelektual
- Buku Filsafat ilmu
- https://www.pmiimataram.or.id
Continue reading Rekam Jejak Suryadharma Ali, dari Ketum PB PMII Hingga Mentri Presiden

Mengulik Biografi M. Iqbal Assegaf, Inspiratif yang Terlupakan Zaman

Info Rayon Sakera - M. Iqbal Assegaf adalah anak keempat dari dua belas bersaudara, yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang cukup disiplin perihal agama,ayahnya bernama Habib Husain Ahmad Assegaf dan Ibunya bernama Rawang Abdullah Kamarullah, Yang bertempat tinggal di sebuah perkampungan terpencil tepatnya di Pulau Bacan desa Bajo Kabupaten Halmahera Selatan pada 12 Oktober 1957. Iqbal kecil tumbuh menjadi anak yang mandiri dan memiliki tekad yang kuat dalam hal melanjutkan Pendidikan. Ini dibuktikan dengan suksesnya ia dalam menyelesaikan jenjang pendidikan formalnya (SD,SMP dan SMA) di kota Ternate, ibukota Provinsi Maluku Utara, Demi tercapainya cita-cita rela berpisah dari keluarga dan bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, namun  sesekali ia selalu menyempatkan untuk pulang ke kampung halamannya bertemu dengan keluarganya.

M. Iqbal Assegaf mungkin terdengar asing bagi aktivis mahasiswa era milenial, namun tidak bagi aktivis masa Orde Baru. Nama M.Iqbal Assegaf menjadi sosok yang cukup terkenal pada masanya sebagai sosok yang inspiratif. dan disegani kalangan aktivis mahasiswa kala itu. Beliau juga terbilang sebagai salah satu aktifis yang turut andil dalam masa transisi Orde Baru ke era Reformasi. Sebuah prestasi yang tak semua mahasiswa memilikinya , hal itu pula yang mengantarkan beliau menjadi teladan bagi mahasiswa Maluku utara kala itu.

Bagaimana tidak, beliau pernah mencatatkan diri sebagai aktivis yang sukses dan juga berhasil memimpin Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), salah satu organ kemahasiswaan terbesar di Indonesia. Tak hanya berhenti di situ, Iqbal juga sukses menjadi ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, sebuah organisasi kepemudaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama 1995-1999, serta menjadi Anggota DPR dari fraksi Golkar 1998-2003.

Salah satu potensi yang mencolok dari Iqbal adalah kebolehannya dalam berpidato, dan ini yang menjadi awal prestasinya dengan menjadi ketua Osis saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Mungkin lewat bakat alaminya inilah yang membuat Iqbal menjadi sosok yang dikagumi saat menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi ternama di Bogor (Institute Pertanian Bogor) dan bekal itu ia kembangkan dengan masuk menjadi salah satu anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. 

Sosoknya menjadi sangat terkenal saat sukses menjadi Ketua Umum PB PMII masa khidmat 1988-1991. Saat menjadi ketua umum PB PMII, beliau dianggap paling sukses memimpin dan membesarkan PMII, setelah Mahbub dan Zamroni. Beliau pernah bersikap sangat tegas menolak gagasan dan saran sebagaian tokoh dan dan kiyai-kiyai NU yang menginginkan agar PMII kembali “Dependen dengan NU”. Sikap tegas itu beliau tunjukkan dengan mengeluarkan keputusan “Penegasan Cibogo” sehubungan dengan itu pula, mengeluarkan statemen “PMII dengan rendah hati siap menerima pendapat, gagasan, dan saran, bahkan kritik dari siapapun, tetapi keputusan tetap berada di tangan PMII”. Itulah cermin dari seorang pemimpin Yang independen.
Beliau juga sempat menjadi tokoh yang disegani oleh pemerintah pada masa Orde Baru. Salah satu perjuangannya yang mengusik pemerintah adalah saat beliau menuntut Menteri Agama kala itu untuk turun dari jabatannya atas kasus tragedi Terowongan Mina yang menewaskan 1600 jemaah haji asal Indonesia tahun 1990. Dari tuntutannya, ia menganggap bahwa Menteri agama teledor dan harus diadili di Mahkamah Internasional. 

Namun segudang prestasi beliau ini seakan tenggelam oleh zaman dan tak pernah muncul kepermukaan, bahkan dari kalangan mahasiswa yang bergelut di organisasi PMII sendiri, jarang ada yang mengenal beliau. 

Oleh mereka yang mengenal langsung beliau, sosoknya digambarkan selalu tampil trendy dan memiliki pribadi yang bersahaja, bahkan setelah menjadi anggota legislatif pusat, beliau masih terbilang sebagai orang yang tak segan membantu mahasiswa-mahasiswa yang kala itu kesulitan, dalam menjalani kehidupan di ibu kota, baik dalam urusan organisasi maupun urusan pribadi seperti kesulitan membayar biaya semester, dan lain-lain.

Perjalanan hidup beliau terhenti saat kecelakaan yang dialaminya di pintu Tol Plumpang Jakarta Utara pada 13 Februari 1999, saat itu beliau bersama istri Rahma Muhammad berniat menghadiri acara halal bi halal warga Maluku Utara di gelanggang remaja Jakarta Utara. Di tengah perjalanan beliau mengalami kecelakaan tragis yang telah merenggut nyawanya.

M.iqbal Assegaf perlu menjadi tokoh inspiratif kalangan generasi muda masa kini, terkhusus bagi mahasiswa yang bergelut di dunia aktivis, bahwa anak dari desa terpencil pun mampu untuk bersaing sampai menjadi orang yang diperhitungkan dalam kancah nasional. Bermodal tekad yang kuat dalam menjalankan proses kehidupan, Maka akan di pertemukan dengan kesuksesan.

Penulis: Nur halimatus
Publisher: Luk Mini

Sumber Referensi:

https://pwnusulsel.or.id/2020/01/22/m-iqbal-assegaf-sosok-inspratif-yang-dilupakan-zaman/

https://www.wikiwand.com/id/Iqbal_Assegaf

https://dialektik.id/pesan-iqbal-assegaf-untuk-pmii-dan-ansor/

ps://pmii.or.id/iqbal-assegaf-ketum-pb-pmii-dari-labuha/
Continue reading Mengulik Biografi M. Iqbal Assegaf, Inspiratif yang Terlupakan Zaman

Sepak Terjang Abd. Malik Haramain, Ketua Umum PB. PMII yang Kenyang Pengalaman

Info Rayon Sakera - H. Abdul Malik Haramain, S.Sos, M.Si (lahir di Probolinggo, 3 Mei 1972;) adalah anggota DPR RI periode 2009-2014 dari PKB mewakili Jawa Timur II. Abdul Malik ditempatkan di Komisi II DPR RI yang menangani Pemerintahan daerah di Indonesia, otonomi daerah, Kementerian Dalam Negeri Indonesia, Badan Pertanahan Nasional dan Komisi Pemilihan Umum. Malik juga termasuk salah seorang motor penggerak di Badan Legislasi DPR RI.

Di antara sejumlah politisi muda saat itu yang menjadi anggota DPR Periode 2009-2014, Abdul Malik Haramain menjadi salah satu yang paling menonjol. Meski baru pertama kali masuk DPR, dia sudah dipercaya menjadi ketua Panitia Khusus (Pansus) RUU Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), sebuah RUU yang punya resistensi besar dari sejumlah ormas bahkan LSM asing. Berkat prestasinya yang menonjol akhirnya Malik begitu biasa dia disapa terpilih kembali menjadi Anggota DPR RI periode 2014-2019.

Malik termasuk politisi yang kenyang pengalaman organisasi. Dia pernah memimpin Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Malang. Tahun 2003-2005, dia menjadi orang nomor satu di Pengurus Besar (PB) PMII. Tahun 2005-2010, dia dipercaya sebagai Sekjen Gerakan Pemuda Ansor. Saat baru masuk Senayan pada 2009, tak perlu waktu lama baginya untuk mengetahui seluk beluk dan beradaptasi dengan lingkungan lembaga perwakilan rakyat. Sebab, selama dua tahun (2004-2005) dia menjadi Tenaga Ahli di Fraksi PKB dan Tenaga Ahli Komisi I DPR RI (Bidang Pertahanan).

PENDIDIKAN

•MI Ihyaul Islam Pondok Pesantren Roudlotul Tholibin
•MTs Roudlotut Tholibin Pondok Pesantren Roudlotul Tholibin
•SMA Negeri 2 Probolinggo
•Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Merdeka Malang
•Pasca Sarjana Jurusan Ilmu Politik Universitas Indonesia

KARIER

•Anggota DPR RI 2014-2019
•Anggota DPR RI 2009-2014
•Staf Ahli Komisi I Bidang Pertahanan Komisi I DPR RI
•Dosen Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Kajian Internasional UI
•Koordinator Divisi pada Pusat Kajian AVEORUS
•Penanggung Jawab JAMPPI
•Koord. Divisi Informasi dan Analisis Wacana Pada JAMPPI
•Analisis di Lembaga Kajian Strategis di Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

•Koordinator Departemen Pengembangan Intelektual SEMA – Universitas Merdeka Malang 1993-1994
•Ketua PMII Cabang Malang (1995-1996)
•Ketua Umum PB PMII (2003-2005)
•Sekretaris Jenderal PP GP Ansor (2006-2010)
•Sekretaris Jenderal DKN Garda Bangsa Jakarta (2010-2015)
•Anggota Dewan Pembina Indonesia Network for Public Service Watch (in Pitch) Jakarta (2013-sekarang)

Penulis: Alfan Fajruddin
Publisher: Luk Mini

Sumber Referensi
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Abdul_Malik_Haramain

Continue reading Sepak Terjang Abd. Malik Haramain, Ketua Umum PB. PMII yang Kenyang Pengalaman

Ahmad Bagja, Mantan Ketum PB PMII yang Paling Berpengaruh di Kelompok Cipayung

Info Rayon Sakera - KH. Ahmad Bagja yang merupakan salah Ketua Umum PMII, beliau lahir pada tanggal 01 Maret 1945 di Kuningan, Jawa Barat. Beliau adalah seorang putra dari Kyai Mohammad Tohir, salah satu tokoh agama di wilayah timur Kuningan. Ayahnya berasal dari Desa Cipetir, Kecamatan Lebakwangi. Dikisahkan bahwa ayahnya juga memiliki santri. Namun tidak diketahui apakah itu santri mukim seperti layaknya pesantren atau hanya sebatas santri part time atau yang biasa disebut dengan tempat ngaji biasa sejenis langgar.

Ahmad Bagdja adalah perintis komisariat PMII IKIP Jakarta dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum PMII pada periode 1977-1981. Beliau juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jendral (Sekjend) PBNU pada masa KH. Abdurrahman Wahid atau yang biasa dikenal dengan sebutan Gus Dur saat menjabat sebagai Ketua Umum PBNU pada periode pertama, begitu juga pada periode kedua kepengurusan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yaitu pada tahun 1989-1994. Selain itu, beliau juga pernah menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa IKIP Jakarta, Ketua Badan Koordinasi Senat-Senat Mahasiswa IKIP se-Indonesia pada tahun 1970.
Ahmad Bagdja terkenal dengan pribadinya yang santun, rendah hati, sosok inspiratif, teladan dan selalu memberikan pengayoman terbaik dalam pengkaderannya. Beliau menjadi rujukan perjuangan di PMII, Anshor, di seluruh organisasi-organisasi Nahdatul Ulama dan segenap Keluarga besar Nahdatul Ulama. Beliau dikenal dengan dengan pemikiran-pemikirannya yang ingin agar NU tetap maju. Beliau adalah motivator, mentor serta penggerak aktivis PMII yang sabar dan telaten. Hampir seluruh hidupnya beliau dedikasikan untuk perjuangan NU, demi agama Islam, bangsa, dan negara Indonesia.

Ahmad bagjda merupakan salah satu tokoh central yang paling berpengaruh dalam kelompok Cipayung. Pada masanya, kelompok Cipayung benar-benar menjadi kelompok sosial kontrol yang kritis dan berani. Sehingga beliau terpilih sebagai Ketua FOKSIKA menggantikan Abduh Paddare, setelah berhasil bersaing dengan Burhanuddin Abdullah (Gubenur BI)
Sebagai sosok yang sangat inspiratif dan teladan yang baik terdapat salah satu ungkapan yang pernah beliau lontarkan sebagai salah satu upaya pembentukan dan penanaman semangat bagi para kader-kadernya, “Jika kalian mempunyai impian yang besar, maka setiap masalah akan terlihat kecil, namun jika kalian mempunyai impian kecil, bahkan masalah kecil sekalipun akan terlihat besar untuk kalian hadapi”. Kurang lebih begitu ungkapnya. Beliau selalu membakar semangat para kader, selalu mengingatkan tentang pentingnya berjejaring, dan membangun kesepahaman dalam setiap lingkup alumnus. Hal ini terbukti dengan diadakannya pertemuan bulanan dengan tema “Bagaimana NU Menyongsosng 100 Tahun” yang dilakukan agar gerakan NU tetap terjada dan berjalan di atas jalan yang benar.

Ahmad Bagdja terus mendorong generasi muda NU untuk menjadikan IPNU, IPPNU, PMII, dan GP Anshor sebagai proses untuk melatih dan mendidik diri, dengan menjadi anggota dan pengurus adalah salah satu jalan untuk mendidik diri masing-masing. Beliau juga pernah mengatakan “Kaderisasi adalah seluruh proses kita dalam berorganisasi dimanapun kita berada. Totalitas kita itulah bentuk dari kaderisasi yang sesungguhnya”.

Kini motivator itu harus berpulang dan menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis, 06 Februari 2020 di Rumah Sakit Medical Center (JMC), Jakarta pada waktu dini hari, yaitu 01.09 WIB.

Penulis: Fathihatul Jannah
Publisher: Luk Mini

* Tulisan ini merupakan rangkuman dari beberapa referensi dan penulis

Referensi: 

https://www.laduni.id/post/read/67180/biografi-kh-ahmad-bagdja

https://pmiipers.wordpress.com/2013/05/25/profil-ketua-ketua-umum-pmii-periode-1960-2005/

https://bangkitmedia.com/kh-ahmad-bagja-inspirasi-orang-orang-nu-kuningan/

https://m.bisnis.com/amp/read/20200206/15/1198027/mantan-sekjen-pb-nahdlatul-ulama-kh-ahmad-bagja-meninggal-dunia

https://matamaduranews.com/sesepuh-nu-dan-pmii-kh-ahmad-bagja-wafat/


Continue reading Ahmad Bagja, Mantan Ketum PB PMII yang Paling Berpengaruh di Kelompok Cipayung