Mengulik Biografi M. Iqbal Assegaf, Inspiratif yang Terlupakan Zaman

Info Rayon Sakera - M. Iqbal Assegaf adalah anak keempat dari dua belas bersaudara, yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang cukup disiplin perihal agama,ayahnya bernama Habib Husain Ahmad Assegaf dan Ibunya bernama Rawang Abdullah Kamarullah, Yang bertempat tinggal di sebuah perkampungan terpencil tepatnya di Pulau Bacan desa Bajo Kabupaten Halmahera Selatan pada 12 Oktober 1957. Iqbal kecil tumbuh menjadi anak yang mandiri dan memiliki tekad yang kuat dalam hal melanjutkan Pendidikan. Ini dibuktikan dengan suksesnya ia dalam menyelesaikan jenjang pendidikan formalnya (SD,SMP dan SMA) di kota Ternate, ibukota Provinsi Maluku Utara, Demi tercapainya cita-cita rela berpisah dari keluarga dan bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, namun  sesekali ia selalu menyempatkan untuk pulang ke kampung halamannya bertemu dengan keluarganya.

M. Iqbal Assegaf mungkin terdengar asing bagi aktivis mahasiswa era milenial, namun tidak bagi aktivis masa Orde Baru. Nama M.Iqbal Assegaf menjadi sosok yang cukup terkenal pada masanya sebagai sosok yang inspiratif. dan disegani kalangan aktivis mahasiswa kala itu. Beliau juga terbilang sebagai salah satu aktifis yang turut andil dalam masa transisi Orde Baru ke era Reformasi. Sebuah prestasi yang tak semua mahasiswa memilikinya , hal itu pula yang mengantarkan beliau menjadi teladan bagi mahasiswa Maluku utara kala itu.

Bagaimana tidak, beliau pernah mencatatkan diri sebagai aktivis yang sukses dan juga berhasil memimpin Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), salah satu organ kemahasiswaan terbesar di Indonesia. Tak hanya berhenti di situ, Iqbal juga sukses menjadi ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, sebuah organisasi kepemudaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama 1995-1999, serta menjadi Anggota DPR dari fraksi Golkar 1998-2003.

Salah satu potensi yang mencolok dari Iqbal adalah kebolehannya dalam berpidato, dan ini yang menjadi awal prestasinya dengan menjadi ketua Osis saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Mungkin lewat bakat alaminya inilah yang membuat Iqbal menjadi sosok yang dikagumi saat menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi ternama di Bogor (Institute Pertanian Bogor) dan bekal itu ia kembangkan dengan masuk menjadi salah satu anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. 

Sosoknya menjadi sangat terkenal saat sukses menjadi Ketua Umum PB PMII masa khidmat 1988-1991. Saat menjadi ketua umum PB PMII, beliau dianggap paling sukses memimpin dan membesarkan PMII, setelah Mahbub dan Zamroni. Beliau pernah bersikap sangat tegas menolak gagasan dan saran sebagaian tokoh dan dan kiyai-kiyai NU yang menginginkan agar PMII kembali “Dependen dengan NU”. Sikap tegas itu beliau tunjukkan dengan mengeluarkan keputusan “Penegasan Cibogo” sehubungan dengan itu pula, mengeluarkan statemen “PMII dengan rendah hati siap menerima pendapat, gagasan, dan saran, bahkan kritik dari siapapun, tetapi keputusan tetap berada di tangan PMII”. Itulah cermin dari seorang pemimpin Yang independen.
Beliau juga sempat menjadi tokoh yang disegani oleh pemerintah pada masa Orde Baru. Salah satu perjuangannya yang mengusik pemerintah adalah saat beliau menuntut Menteri Agama kala itu untuk turun dari jabatannya atas kasus tragedi Terowongan Mina yang menewaskan 1600 jemaah haji asal Indonesia tahun 1990. Dari tuntutannya, ia menganggap bahwa Menteri agama teledor dan harus diadili di Mahkamah Internasional. 

Namun segudang prestasi beliau ini seakan tenggelam oleh zaman dan tak pernah muncul kepermukaan, bahkan dari kalangan mahasiswa yang bergelut di organisasi PMII sendiri, jarang ada yang mengenal beliau. 

Oleh mereka yang mengenal langsung beliau, sosoknya digambarkan selalu tampil trendy dan memiliki pribadi yang bersahaja, bahkan setelah menjadi anggota legislatif pusat, beliau masih terbilang sebagai orang yang tak segan membantu mahasiswa-mahasiswa yang kala itu kesulitan, dalam menjalani kehidupan di ibu kota, baik dalam urusan organisasi maupun urusan pribadi seperti kesulitan membayar biaya semester, dan lain-lain.

Perjalanan hidup beliau terhenti saat kecelakaan yang dialaminya di pintu Tol Plumpang Jakarta Utara pada 13 Februari 1999, saat itu beliau bersama istri Rahma Muhammad berniat menghadiri acara halal bi halal warga Maluku Utara di gelanggang remaja Jakarta Utara. Di tengah perjalanan beliau mengalami kecelakaan tragis yang telah merenggut nyawanya.

M.iqbal Assegaf perlu menjadi tokoh inspiratif kalangan generasi muda masa kini, terkhusus bagi mahasiswa yang bergelut di dunia aktivis, bahwa anak dari desa terpencil pun mampu untuk bersaing sampai menjadi orang yang diperhitungkan dalam kancah nasional. Bermodal tekad yang kuat dalam menjalankan proses kehidupan, Maka akan di pertemukan dengan kesuksesan.

Penulis: Nur halimatus
Publisher: Luk Mini

Sumber Referensi:

https://pwnusulsel.or.id/2020/01/22/m-iqbal-assegaf-sosok-inspratif-yang-dilupakan-zaman/

https://www.wikiwand.com/id/Iqbal_Assegaf

https://dialektik.id/pesan-iqbal-assegaf-untuk-pmii-dan-ansor/

ps://pmii.or.id/iqbal-assegaf-ketum-pb-pmii-dari-labuha/