, , , , , ,

Melirik Biografi Singkat Mahbub Djunaidi 'Si Pendekar Pena'

Info Rayon Sakera - Mahbub Junaidi adalah seorang jurnalis, esais, sastrawan, penerjemah, politikus, agamawan, organisatoris, kolumnis, serta predikat baik lainnya yang disemangatkan di pundaknya. 

kepiawaiannya dalam menulislah yang membuatnya disebut pendekar pena, bahkan Bung Karno terkesan dengannya. Ia lahir di Jakarta pada 22 Juli 1933.

Anak pertama dari 13 saudara kandungnya. Ayahandanya Haji Djunaidi adalah tokoh NU (Nahdlatul Ulama) dan pernah menjadi anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) hasil Pemilu 1955.

Meskipun bukan kelahiran Solo, namun di Kota Bengawan tersebut awal bakatnya di dunia literasi mulai tampak. Ia mulai karier menulisnya ketika Ia duduk di bangku sekolah, sebagai redaktur majalah Sekolah Dasar (SD) di Solo.

Keluarganya harus mengungsi ke Solo karena kondisi yang belum aman pada saat awal kemerdekaan. Di Solo, Ia menempuh pendidikan di Madrasah Mambaul Ulum. Di tempat itu Mahbub diperkenalkan tulisan-tulisan Mark Twain, Karl May, Sutan Takdir Alisjahbana, dan lain-lain. “Masa-masa itulah yang sangat mempengaruhi perkembangan hidup saya”, cerita Mahbub Djunaidi.

Kebiasaan menulis telah ia lakukan sejak duduk di bangku SMP. Bahkan di masa itu, cerpennya berjudul Tanah Mati dipublikasikan oleh Kisah, sebuah majalah kumpulan cerita pendek bermutu, disertai komentar dan penilaian pengelolanya HB Jassin, sang legendaris paus sastra Indonesia itu. HB Jassin sangat kagum dengan tulisan Mahbub muda. Baginya, Mahbub mampu memandang persoalan dari seginya yang kocak. 
Elaborasi antara humor dan satire (cemooh kocak) disertai dengan unsur kritik. Gaya tulisannya ringan dan menyenangkan, seolah-olah main-main, tetapi persoalan serius yang diangkat.

Keberaniannya menyuarakan kebenaran dan membela wong cilik tak perlu diragukan. Sampai-sampai ia dijuluki si burung parkit di kandang macan. Ia banyak menulis, memberi perhatian dan pembelaan kepada kaum miskin. Termasuk kepada anak-anak pedagang asongan dan para pengemis cilik di persimpangan-persimpangan jalan.

Selain itu dia juga dikenal sebagai pribadi yang ringan ceria, kocak berolok. Baginya semua orang tak ada bedanya, tidak bermartabat lebih tinggi dan lebih rendah, hanya karena jabatan dan pekerjaannya. Lapisan pergaulannya sangat luas, dan semua disapa dengan Anda, dengan saudara, dengan bung. 

Di dunia sastra, Mahbub sangat menyenangi sastra Rusia karena dalam penilaiannya, sastrawan Rusia banyak melahirkan karya sastra yang sarat dengan kritik tajam dan dituturkan secara satire. Humor-humor kecil menjadikan kritik-kritik tersebut terkesan lucu. Pandangan dan kesukaannya inilah yang banyak memengaruhinya untuk memproduksi tulisan yang mengandung humor tinggi. Tak heran jika sebagian besar kolom Mahbub berisi masalah-masalah politik dan sosial tetapi penyajiannya bernilai sastra. 

Tulisan-tulisannya yang sarat humor ini membuat siapapun yang terkena tidak merasa sakit hati, malahan menimbulkan guncangan. Tak bisa dimungkiri, unsur kejenakaan dalam tulisannya membuat pembaca tertawa dalam keadaan serius. 

Apalagi ia mampu menyajikan efek haru yang syarat emosional. Menghibur dan menggugat, melecut tawa dan menorehkan kepedihan, itulah humor pada kadar tertingginya. Mahbub berhasil memunculkan paradoks humor itu. 

"Mahbub Djunaidi merupakan tokoh gerakan, pejuang ideologi, jurnalis, rekan bergaul yang kerap kali kocak alias lucu, asset perjuangan Mahbub Djunaidi terhadap bangsa ini cukup banyak dan teegolong besar. Dia memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kehiduoan rakyat kekinian dan dimasa mendatang, ketika di masa orde lama" (Abdurrahman Wahid - Pikiran Rakyat 10/11/1995) dilansir oleh kompassiana.com

Mahbub pernah memimpin sejumlah media masa, juga menulis dan menerjemahkan puluhan buku. Ia juga dikenal sebagai wartawan yang gigih dan bekerja keras dan konsisten untuk sejauh mungkin memelihara kewartawanan serta organisasi wartawan sebagai profesi dan organisasi yang mandiri. 

Sejak menjadi wartawan, ia memiliki rutinitas setiap hari menyelesaikan tulisan tajuk rencana koran dalam waktu relatif cepat, sekitar 1-2 jam. Kadang dibuatnya satu, kadang dua buah sekaligus. Itu dilakukannya sendiri, bertahun-tahun.  

Bahkan, sejak 23 November 1986 sampai 8 Oktober 1995, ia menulis rutin setiap minggu untuk rubrik Asal Usul di koran harian Kompas. Rubrik ini mensyaratkan tulisan yang amat ketat. 

Tulisan-tulisannya di rubrik ini disinggung dan dipaparkan secara ringan dan lebih menekankan pada sisi humornya. Rintangan tulisan yang penuh syarat ini mampu dipenuhi Mahbub. 

Selama 9 tahun menulis di rubrik ini, ia telah menulis 236 buah tulisan. Kenapa Mahbub bisa memenuhi syarat tulisan yang relatif sulit ini? karena dalam dirinya sudah ada tiga ciri menonjol: politikus, wartawan dan humoris.  

Dalam salah satu tulisannya di harian Duta Masyarakat, Mahbub mengemukakan pendapatnya bahwa Pancasila mempunyai kedudukan lebih sublim dibanding Declaration of Independence susunan Thomas Jefferson yang menjadi pernyataan kemerdekaan Amerika Serikat tanggal 4 Juli 1776, maupun dengan Manifesto Komunis yang disusun oleh Karl Marx dan Friedrich Engels tahun 1847. 

Tulisan itu dibaca Bung Karno, dan karena tulisan itu Bung Karno takjub kepadanya dan tulisan-tulisannya. Di luar kegiatan tulis menulis, Mahbub pernah bergabung dengan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) selagi masih duduk di SMA. Pada tahun 1960, ia terpilih menjadi ketua umum PMII. 

Selama menjadi ketua umum PMII, Mahbub berusaha dengan sungguh-sungguh menjadikan PMII wadah pembentukan kader, sebagaimana diamanatkan kepadanya oleh Musyawarah NU seluruh Indonesia. Salah satu cara membentuk jiwa dan menempa semangat kader adalah melalui lagu-lagu, khususnya lagu mars organisasi. 

Dia sendiri menyusun lirik lagu mars PMII, lagu yang dinyanyikan pada setiap kesempatan dan pada saat akan memulai acar penting PMII, hingga sekarang.  Setelah aktif sebagai ketua Umum PMII, Mahbub diminta membantu pengembangan Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor). 

Ia sempat duduk sebagai seorang ketua pucuk pimpinan organisasi kader NU untuk kalangan pemuda itu. Dan untuk organisasi ini pula Mahbub menulis lirik lagu marsnya yang tetap digunakan hingga sekarang. Di dalam organisasi NU sendiri, Mahbub pernah duduk sebagai salah seorang wakil ketua PBNU. 

Ia juga pernah mewakili NU menjadi anggota DPR-GR/MPRS. Di sekitar waktu Pemilu 1977, Mahbub aktif keluar masuk kampus memenuhi undangan mahasiswa untuk memberikan ceramah, diskusi, dan menyampaikan makalah. 

Akibat kegiatan itu, tanpa kejelasan, Mahbub ditahan pihak berwajib selama setahun. Tanpa jelas apa salahnya karena tidak pernah diproses melalui pengadilan. Sejak penahan itu, Mahbub tidak pernah sehat sepenuhnya lagi. Hari Raya Idul Fitri tahun itu, Mahbub masih berada di rumah sakit dalam status tahanan. 

Anak istrinya datang dan berlebaran bersama di kamar yang sempit itu. Mengenang manisnya berkumpul keluarga dan ingin memberi pegangan anak-istrinya, ia menulis surat:  

“Alangkah bahagianya papa berlebaran bersamamu semua, walaupun tidur berdesakan di lantai. Ketahuilah, kebahagiaan itu terletak di dalam hati, bukan pada benda-benda mewah, pada rumah mentereng dan gemerlepan. Benda sama sekali tak menjamin kebahagiaan hati. Cintaku kepadamu semuanya yang membikin hatiku bahagia. Hati tidak bisa digantikan oleh apapun. Hanya kejujuran, kepolosan, apa adanya yang bisa mengingat hatiku. Bukan hal-hal yang berlebihan.” Mahbub meninggal dunia  pada 1 Oktober 1995. 

Indonesia mesti bersyukur karena dalam sejarah republik ini, pernah hadir tokoh luar biasa dan multi talenta, yang sampai saat ini nyaris belum dijumpai tokoh sekaliber Mahbub.

*) tulisan ini merupan rangkuman artikel dari beberapa media
Continue reading Melirik Biografi Singkat Mahbub Djunaidi 'Si Pendekar Pena'
, , ,

Mengenal Sosok M. Zamroni, Satu-Satunya Ketua Umum PB. PMII yang Terpilih Tanpa Kehadirannya di Lokasi Kongres

Info Rayon Sakera - PMII Merupakan organisasi yang hari namanya sudah melambung dijagat internasional, namun siapa sangka bahwa dibalik popularitas PMII hari ini, ada sejarah yang tidak banyak kader PMII ketahui tentang salah satu mantam ketua umum PB PMII, yaitu M. Zamroni.
Sahabat Muhammad Zamroni adalah tokoh yang tidak banyak masyarakat tau, bahkan nama yang lebih akrab di panggil Sahabat Zamroni ini tidak terlalu populer dimata kaum pergarakan, padahal jasa-jasa yang dilakukan oleh Zamroni tidak kalah penting untuk dijadikan sebuah motivasi dan spirit gerakan PMII kedepannya, mantan ketua umum PB. PMII pada tahun 1967-1970 ini hanya lebih dikenal sbagai ketua umum PB. PMII setelah Sahabat Mahbub Junaidi tapi banyak kalangan tidak mengenal sebagai sosok atau tokoh gerakan nasional, bahkan nama Muhammad Zamroni menghilang begitu saja.

Pada tahun 1966 terjadi peristiwa besar yang mengatasnamakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) adalah buah keringatnya Sahabat Zamroni bersama mahasiswa-mahasiswa yang tersebar di Indonesia dan sahabat Zamroni dipilih sebagai Ketua Presidium KAMI Pusat (Mulai pertama dibentuk sampai bubar), KAMI adalah motor gerakan mahasiswa angkatan 66 yang bertujuan untuk merobohkan rezim orde lama (orla), yang pada saat itu Ir. Soekarno sebagai presiden yang memakai sistem terpimpin. Zamroni juga ditengarai sebagai tokoh yang menginspirasi setelah Ir. Soekarno. 
keberhasilan dalam menumbangkan rezim orde lama tidak terlepas dari tokoh-tokoh pada masanya dan Zamroni adalah seorang pemberani untuk memerangi segala ketidak adilan di bangsa ini.
Tokoh muda pada masanya memberikan inspirasi tersendiri bagi kalangan kaum pergerakan (PMII) karena dia satu-satunya Ketua Umum PB. PMII yang dipilih tanpa kehadirannya di lokasi kongres, karena pada waktu Zamroni lagi di Tokyo – Jepang, dalam rangka operasi jari tangan kanan akibat kecalakaan mobil sewaktu konsolidasi KAMI ke daerah Serang. Tokoh yang fenomenal dalam perkembangan PMII ini sangat memberikan nuansa yang “Berani dan Kritis”

Perjalanan Zamroni tidak hanya berhenti pada kepuasan dalan meruntuhkan Rezim Orde Lama, tapi Zamroni adalah sosok yang sangat memperhatikan keberlangsungan organisasi (PMII) dalam menapaki masa depan organisasi. 
Pada masa kepemimpinan sahabat Zamroni yang ke dua inilah PMII menyatakan diri “Independen”, (dicetuskan di MUBES II di Murnajati Lawang Malang 1972). Dialah penggagas Independensi PMII. Pada masa kepemimpinan sahabat Zamroni inilah PMII berkembang sangat pesat terutama jika dilihat dari segi banyaknya Cabang-cabang yang ada, tidak kurang dari 120 cabang yang hidup diseluruh Indonesia. 
Suatu prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat sulit terulang kembali hingga sekarang ini.
Dari berbagai jasa-jasanya yang telah jadi inspirasi bagi kader PMII maupun bagi tokoh gerakan masa kini, sangat tidak pantas kalau perjuangannya hanya dimaknai dengan memperingati semacam open ceremony, tapi gambaran gerakan yang dilakukan oleh Muhammad Zamroni harus dijadikan spirit gerakan dalam menapaki perubahan bangsa. 
Tokoh Gerakan pemeberani seperti Zamroni tidak banyak orang yang menuliskan tentang Gerakan dirinya, semangat gerakannya hanya terdengar dari sebuah cerita-cerita kecil dari sebuah forum-forum dan seminar-seminar tentang gerakan nasional. baru disadari bahwa Zamroni adalah tokoh yang mulai menghilang.

Drs. HM. Zamroni bin Sarkowi, Berpulang ke Rahmatullah pada dini hari pukul 03.00 WIB, Hari Senen Tanggal 5 Februari 1996, di RS Fatmawati Jakarta Selatan karena sakit sesak pernafasan dan stroke yang diderita sejak lama. 
Beliau meninggalkan seorang Isteri, 3 (tiga) orang putra-putri dan 4 (empat) orang cucu. Dimakamkan di Pemakaman Khusus Tanah Kusir Jakarta. (rdktr)
Continue reading Mengenal Sosok M. Zamroni, Satu-Satunya Ketua Umum PB. PMII yang Terpilih Tanpa Kehadirannya di Lokasi Kongres
,

Daftar Nama Ketua Umum PB PMII Dari Pertama Hingga Hari Ini

Info Rayon Sakera - Perkembangan PMII tidak terlepas dari pejurangan ketua-ketua beserta kepengurusannya. Berikut kami sajikan ketua umum PB PMII dari masa ke masa: 

1. Mahbub Junaidi (1960-1961)
2. Mahbub Junaidi (1961-1963)
3. Mahbub Junaidi (1963-1967)
4. M Zamroni.         (1967-1970)
5. M Zamroni.         (1970 -1973)
6. Abduh Paddare  (1973-1976)
7. Ahmad Bagdja   (1977-1981)
8. Muhyiddin Arubusman (1981-1984)          
9. Suryadharma Ali (1985-1988)         
10. M Iqbal Assegaf (1988-1991)       
11. Ali Masykur Musa (1991-1994)
12. Muhaimin Iskandar (1994-1997)
13. Syaiful Hari Anshori (1997-2000)        
14. Nusron Wahid (2000-2002)        
15. Malik Haramain (2003-2005)        
16. Hery Herianto Azumi (2005-2007)        
17. Rodli Kaelani (2008-2011)        
18. Adin Jauharuddin (2011-2013)       
19. Aminuddin Ma'ruf (2014-2016)     
20. Agus Mulyono Herlambang (2017-2020)


  • Semoga bermanfaat
Continue reading Daftar Nama Ketua Umum PB PMII Dari Pertama Hingga Hari Ini
, , ,

Sejarah Singkat Berdirinya PMII

Info Rayon Sakera - Cikal bakal berdirinya organisasi PMII salah satunya adalah adanya hasrat yang kuat para mahasiswa NU untuk mempunyai wadah sendiri tanpa menumpang kepada organisasi yang lain. 

Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berakar dari kongres ke-3 IPNU pada 27-31 Desember 1958 dengan pembentukan Departemen Perguruan Tinggi IPNU, mengingat banyak mahasiswa yang menjadi anggotanya. 

Pemikiran ini sebenarnya sudah terlontar pada Kongres ke-2 di Pekalongan, tetapi kondisi IPNU sendiri yang masih perlu pembenahan menyebabkan ide ini belum ditanggapi secara serius.

Pada konferensi besar IPNU 14-16 Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta, diputuskan terbentuknya suatu wadah mahasiswa NU yang terpisah secara struktural dari IPNU-IPPNU.

Secara terpisah sudah terdapat beberapa organisasi lokal yang mewadahi mahasiswa NU seperti IMANU (Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama) di Jakarta (1955), Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) di Surakarta (1955), Persatuan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (PMNU), dan di banyak tempat lainnya. 

Upaya ini kurang mendapat dukungan IPNU, yang waktu itu para pengurusnya sebagian besar terdiri dari para mahasiswa, yang akhirnya diakomodasi dengan pembentukan Departemen Perguruan Tinggi.
Sayangnya, integrasi dalam satu wadah, antara mahasiswa dan pelajar ini kurang berhasil mengingat kebutuhan antara pelajar dan mahasiswa berbeda dan gerak dari Departemen Perguruan Tinggi IPNU terbatas mengingat ia tidak diakui dalam Persatuan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI), suatu konferderasi organisasi mahasiswa. 

Faktor eksternal adalah HMI (Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia), yang tokohnya dekat dengan Masyumi, dan banyak tokoh di dalamnya terlibat dalam PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia). Inilah faktor yang menyebabkan dibentuknya organisasi tersendiri.

Kebutuhan NU akan pengembangan mahasiswa juga dinilai mendesak karena NU sebagai partai politik waktu itu membutuhkan kader dengan kapasitas intelektual yang tinggi untuk memegang jabatan strategis, yang sejauh ini lebih banyak diberikan kepada orang luar yang kemudian baru di-NU-kan. 
Pendirian PMII dimaksudkan sebagai alat untuk memperkuat partai NU, sebagian besar programnya berorientasi politik. Hal ini dilatarbelakangi pertama, anggapan bahwa PMII dilahirkan untuk pertama kali sebagai kader muda partai NU sehingga gerakan dan aktivitas selalu diorientasikan untuk menunjang gerak dan langkah partai NU.

Kedua, suasana kehidupan barbangsa dan bernegara waktu itu sangat kondusif untuk gerakan politik sehingga politik sebagai panglima betul-betul menjadi kebijakan pemerintah Orde Lama, dan PMII sebagai bagian dari komponen bangsa mau tidak mau harus berperan aktif dalam konstelasi politik seperti itu.

Dari keputusan Konbes Kaliurang ini akhirnya dibentuk 13 sponsor pendiri organisasi mahasiswa yang terdiri dari: 

1.    Cholid Mawardi (Jakarta) 
2.    Said Budairy (Jakarta) 
3.    M Sobich Ubaid (Jakarta) 
4.    M Makmun Syukri BA (Bandung) 
5.    Hilman (Bandung) 
6.    H Ismail Makky (Yogyakarta) 
7.    Munsif Nahrawi (Yogyakarta) 
8.    Nuril Huda Suady  HA (Surakarta) 
9.    Laily Mansur (Surakarta) 
10.  Abd Wahad Jailani (Semarang) 
11.  Hisbullah Huda (Surabaya) 
12.  M Cholid Narbuko (Malang) 
13.  Ahmad Husain (Makassar)

Selanjutnya, dilakukan musyawarah di Surabaya 14-16 April 1960 yang memutuskan pemberian nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan penyusunan Peraturan Dasar PMII, yang dinyatakan mulai berlaku pada 17 April. Tanggal inilah yang digunakan sebagai peringatan hari lahir PMII.

Nama PMII adalah usulan dari delegasi Bandung dan Surabaya, serta mendapat dukungan dari Surakarta. Delegasi Yogyakarta mengusulkan nama Perhimpunan Persatuan Mahasiswa Ahlusunnah wal Jamaah dan Perhimpunan Mahasiswa Sunny, sedangkan utusan Jakarta mengusulkan (IMANU) Ikatan Mahasiswa NU.

Tak sampai setahun, organisasi mahasiswa ini melakukan kongres pertamanya di Tawangmangu Surakarta dengan 13 cabang. Selanjutnya, pada kongres kedua tahun 1963, sudah mencapai 31 cabang, 18 cabang merupakan cabang baru.

PMII secara tegas berkeinginan untuk menjaga dan memelihara ajaran Islam Ahlusunnah wal Jamaah. Ini mengingat aspirasi mahasiwa NU kurang terakomodasi dalam organisasi mahasiwa Islam yang sudah ada sebelumnya. (rdktr)


*)dari berbagai sumber
Continue reading Sejarah Singkat Berdirinya PMII

Daftar Makam Auliya' Sholihin di Pulau Madura


Berikut kami sajikan nama-nama auliya'di Madura

1. Syeikh Kholifah Khusen /Sunan Kertoyoso & Nyai Gedhe Tondho
Di Martajasah bangkalan Madura

2. Syeikhona Kholil bin Abdul Lathif
Syeikh Kyai Asrori
Syeikh Kyai Kafaal
Di Martajasah bangkalan Madura

3. Syeikh 'Abdul 'Adzim
Syeikh Al Habib Abdul Qodir bin Ali Baacin
Di Martajasah bangkalan Madura

4. Syeikhah Siti Maisyaroh / Buju' Sara
Syeikh Sayyid Abdullah
Syeikh Sayyid Syarifuddin
Di Martajasah bangkalan Madura

5. Syeikh Kyai Ghozali /Buju' Kalla
Syeikh Sayyid Abdullah
Syeikh Sayyid Abdurrahman bin Abdullah
Syeikh Sulthan Abdul Majid
Di Mlajah Bangkalan Madura

6. Syeikh Sayyid Abu Bakar & Nyai Syarifah Siti Maisima
Di Patemonan Burdijah Bangkalan Madura

7. Syeikh Buju' Kamsiyah
Di Rangkamisba Ketingan Bangkalan Madura

8. Syeikh Sayyid Khusein / Buju' Jimat
Di Banyu Sangkah Tanjung Bumi Bangkalan Madura

9. Syeikhah Siti Maryam / Buju' Pacar
Di Banyu Sangkah Tanjung Bumi Bangkalan Madura

10.Nyai Syarifah Ambami /Cucu sunan Giri ( Isteri Panembahan Cakraningrat I )
Di Air Mata Arosbaya Bangkalan Madura

11. Panembahan Pragalbo /Pangeran Islam onggu'
Panembahan Lemah Duwur / Pangeran Pratanu
Raden Koro / Ayahanda Pangeran Cokroningrat
Lokasi Di Makam Agung Arosbaya Bangkalan Madura

12. Syeikh Sayyid Ali Abu Nahas / Buju' Geger
Sayyidah Juriyah
Syeikh Kyai Ahmad / Buju' Sanding
Putri Koening / Dewi Darkum
Di Gunung Geger Bangkalan Madura

13. Kanjeng Sunan Cendana /Sayyid Zainal Abidin & Syeikhah Nyai Siti Marhamah
Di Kampung Ketitang Kwanyar Bangkalan Madura

14.Syeikh Kyai Haji Zainal Abidin / Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah
Lokasi Di Kampung Masjid Ketitang Kwanyar Bangkalan Madura

15. Syeikh Sayyid Abdurrahman bin Rotib / Buju' Le Pale & Nyai Karomah
Di  Lek Pale Kwanyar Ketitang Bangkalan Madura

16. Syeikh Abu Rizal / Buju' Guwah & Nyai Siti Maryam
Syeikh Buju' Karputih
Di Ketitang Kwanyar Bangkalan Madura

17. Syeikh Buju' Beringin / Mbah Rabit
Di Kwanyar barat Bangkalan Madura

18. Syeikh Muhaimin /Buju' Kramat
Syeikh Kyai Murtadho & Nyai Rohana
Di Tibul Kwanyar Barat Bangkalan Madura

19. Syeikh Kyai Rotah / Buju' Kabuan
Di Kwanyar Bangkalan Madura

20. Syeikh Shomadani
Di Telembak Pakaan Dajah Galis Bangkalan Madura

21. Syeikh Kyai Ma'sum & Syeikh Kyai Munawi
Di Pakaan Dajah Galis Bangkalan Madura

22. Al 'Arif Billah Syeikh Sayyid Abdurrahman Al Qodri / Buju' cleret
Lokasi Di Gunung Sleret Galis Bangkalan Madura

23. Syeikh Sayyid Muhsin
Di Galis Bangkalan Madura

24. Syeikh Sayyid Abdullah bin Ali Akbar
Di Tengginan Klampis Bangkalan Madura

25. Syeikh Buju' Hamam & Buju' Mursyi
Di Belakang Masjid Muniron Bangkalan Madura

26. Syeikh Buju' Santri
Di Bumi Anyar Tanjung Bumi Bangkalan Madura

27. Syeikh Buju' Biluk
Di Bumi Anyar Tanjung Bumi Bangkalan Madura

28. Syeikh Sayyid Muhammad Sholeh & Nyai Syarifah Siti 'Aisyah
Di Telaga biru Tanjung Bumi Bangkalan Madura

29. Syeikh Kyai Abdurrahman &  Syeikh Kyai Abdur rahmad
Di Telaga biru Tanjung Bumi Bangkalan Madura

30. Pangeran Makam Agung / Pangeran Belega
Pangeran Macan Putih
Pangeran Panumbak
Pangeran Kutha Leksana
Pangeran Puspa negara
Pangeran Mulati
Lokasi di Makam Agung Karang Kemasan Belega Bangkalan Madura

31. Syeikh Sayyid Muhammad / Buju' Kepong
Di desa Kepong Belega Bangkalan Madura

32. Syeikh Sayyid Abdullah bin Muhammad Al Jufri
Syeikh Al Habib Muhammad bin Alwi Assegaf
Syeikh Al Habib Jakfar bin Umar Fadaq
Di barat pasar sapi Belega Bangkalan Madura

33. Syeikh Buju' Panglepor
Di Belega Bangkalan Madura

34. Syeikh Buju' Malakah / Buju' Dajah &
Nyai Siti Aminah / Buju' Semena
Di kampung keraman desa Nyurmanis Belega Bangkalan Madura

35. Syeikh Abdurrahman/ Buju' cem manis
Buju' pakis
Buju' Lesi
Buju' Abdul Hamid
Di Nyurmanis Belega Bangkalan Madura

36. Syeikh Buju' Sholahuddin
Di Kambang belega Bangkalan Madura

37. Nyai Ageng Nilun Farini / Buju' Tak serap
Di Alas Rajah Belega Bangkalan Madura

38. Sunan Ansoka & Syeikh Buju' Kajan Sepuh
Di Desa Kajan Belega Bangkalan Madura

39. Syeikh Sulaiman / Buju' Lok polok &
Syeikh Buju' Kandih
Di Gunung Lok Polok Toronan Belega Bangkalan Madura

40. Syeikh Buju' Shorof / Buju' Thoro / Bindoro Salim
Syeikh Buju' Kolla
Di Kampung Thoronan Nyurmanis Belega Bangkalan Madura

41. Syeikh Buju' Boker
Syeikh Buju' Lajing / Syeikh Jakfar Sodiq
Di Lajing Nyurmanis Belega Bangkalan Madura

42. Syeikh Buju' Langgar & Buju' sono / Buju' mail
Di Kajan Toronan Belega Bangkalan Madura

43. Syeikh Sobakhul Khair / Buju' Pereng
Syeikh Syamsuddin
Syeikh Kyai Ishaq Abdurrahman
Syeikh Buju' Hamzah
Di Kampung Pereng Bates Karang Nongko Belega Bangkalan Madura

44. Syeikhah Siti Maryam / Buju' Reteh ( Isteri Sayyid Abdurrahman Al Qodri Sleret )
Syeikh Buju' Bendang
Syeikh Buju' Entel / Sayyid Abdul Hamid
Di Konang Bangkalan Madura

45. Syeikh Buju' Batu Inten /Syeikh Sayyid Abdul Hamid bin Syeikh Bukhori
Di desa Batu Inten Konang Bangkalan Madura

46. Syeikh Buju' Tokotoh / Syeikh Jakfar Sodiq
Syeikh Ibrahim
Di desa Bandung Konang Bangkalan Madura

47. Syeikh Ya' kub ( besan Syaikhona Kholil )
Di kampung gugur Sin Asin Konang Bangkalan Madura

48. Auliya'illah Syeikh Sayyid Thohir
Di Pliyang Sampang Madura

49. Syeikh Buju' Aji Gunung / Raden Qobul
Di Aji Gunung Sampang Madura

50. Syeikh Buju' Kramat
Di Torjun Sampang Madura

51. Syeikh Khotib Mantoh / Sayyid Zainal Abidin
Syeikh Buju' Adi Permana
Syeikh Buju' Pangeran Langgar
Kanjeng Ratu Ibu
Raden Ayu Intan Komala
Pangeran Tumenggung
Pangeran Cakraningrat II
Syeikh Buju' Aji
Lokasi Di kompleks Masjid Madegan Sampang Madura

52. Pangeran Mangkubumi
Di Polagan Sampang Madura

53. Pangeran Panji Laras
Di Madegan Polagan Sampang Madura

54. Syeikh Buju' Jerangon & Buju' Gong Purba
Di Panembaran Sampang Madura

55. Syeikh Buju' Cendana & Syeikh Buju' Sayyid Habib
Di Gunung Madah Dal Penang Geligis Sampang Madura

56. Syeikh Sayyid Abdurrahman Sholeh / Buju' Lancing / Sunan Gunung Madu
Di Dal Penang Geligis Sampang Madura

57. Pangeran Mas & Buju' Mokah
Di Dal Penang Sampang Madura

58. Buju' Tumenggung & Buju' Kaid
Di Karang Dalem Sampang Madura

59. Pangeran Martosari
Di Polagan Sampang Madura

60. Al 'Arif Billah Syeikh Abdul 'Alam & Syeikh Sabrawi
Di Prajan Camplong Sampang Madura

61. Syeikh Ismail / Buju' Langgar
Di Pangungsen Torjun Sampang Madura

62. Syeikh Buju' Boker
Di Boker Jrengik Sampang Madura

63. Al 'Arif Billah Syeikh Maulana Abdul Jabbar &
Syeikh Buju' Raja Tapah
Di Napo Laok Omben Sampang Madura

64. Syeikh Buju' Santri & Syeikh Buju' Mina
Di Napo Daya Omben Sampang Madura

65. Syeikh Takong
Di Sugihan Omben Sampang Madura

66. Syeikh Sayyid Muhammad Khusein / Buyut Reyoh
Di Rapa Laok Omben Sampang Madura

67. Syeikh Sayyid Abdurrahman Assegaf
Di Omben Sampang Madura

68. Syeikh Sayyid Dawud / Buju' Konyik
Di Tamberu Barat Sampang Madura

69. Syeikh Sayyid Usman bin Ali bin Abdullah
Di Tamberu Barat Sokobanah Sampang Madura

70. Syeikh Syahid Karang Ganing / Buju' Tampe
Di Batu Tampe Sokobanah Sampang Madura

71. Syeikh Abdullah
Di Tamberu Barat Sampang Madura

72. Syeikh Dina Agung / Syeikh Abdullah Ahmad Yasin
Syeikh Buju' Ratu Adil
Nyai putri Koening
Di Gunung Kumbang Sokobanah Tengah Sampang Madura

73. Syeikh Buju' osong / Sayyid Sarbadi
Syeikh Sayyid Nahar
Di Pang Tangis Sokobanah Tengah Sampang Madura

74. Syeikh Buju' Rum
Di Desa Lembung Sokobanah Daya Sampang Madura

75. Syeikh Buju' Pabeng / Kyai Majah & Nyai Majah
Di Kampung Pabeng Sokobanah Daya Sampang Madura

76. Syeikh Sayyid Abdurrahman bin Sayyid Khusein bin Syeikh Maulana Malik Ibrahim
Di Biro Timur Batu Langir Sampang Madura

77. Syeikh Buju' Hesab Karungsang / Pangeran Ketepang
Di Pangiriman Ketepang Sampang Madura

78. Syeikh Buju' Agung Batu Kolong
Di Desa Kidung Barat Ketepang Sampang Madura

79. Syeikh Sayyid Abdullah / Buju' Kamtikiyah & Sayyid Abdurrahman
Di Ketepang Toroan Sampang Madura

80. Syeikh Abdul Manan / Buju' Kosambi
Syeikh Basyaniyah
Syeikh Abu Syamsuddin
Syeikh Lukman
Syeikh Kyai Damanhuri
Di Batu Ampar Pamekasan Madura

81. Syeikh Abdurrahman Rabah / Buju' Rabbah
Di Sumidangan Pademawu Pamekasan Madura

82. Panembahan Ronggo Sukowati
Pangeran Jimat
Pangeran Purbaya
Puteri Inten
Syeikh Sayyid Abdurrahman Bil Faqih
Syeikh Zainal Abidin
Syeikh Al Habib Muhammad bin Abdurrahman Bil Faqih
Lokasi Di Makam Raja Raja Pamekasan Madura

83. Syeikh Adirasa / Panembahan Wirabrata bin Panembahan Blingi bin Sunan Lembayung Fadhal / Sayyid Ali Murtadho
Di Pantai Jumiang Pamekasan Madura

84. Syeikh Buju' Mokko
Di Larangan Pamekasan Madura

85. Syeikh Sayyid Abdullah Al Yamani / Buju' Padukuhan
Di Padukuhan  Tanjung Pademawu Pamekasan Madura

86. Syeikh Abdurrahman & Syeikh Abdurrahim / Buju' Mataram
Di Desa Tanjung Pademawu Pamekasan Madura

87. Syeikh Abdul Qidam
Di Kampung Air Suci Pagedengan Galis Pamekasan Madura

88. Joko Tarub & Syeikh Maulana Maghribi
Di Montok Talang siring Larangan Pamekasan Madura

89. Syeikh Sayyid Ghozali / Buju' Anjali
Di Pasekan Pamekasan Madura

90. Syeikh Buju' Pasengsengan / Bindoro Ahmad
Di Desa Batu Kerbaui Pasekan Pamekasan Madura

91. Syeikh Agung Ahmad & Syeikh Agung Mahmud
Di Kampung Aing Panas Sumber Jalen Karduluk Pergaan Sumenep Madura

92. Syeikh Maulana Habib Rosul
Di Gunung Patapaan Sumber Jalin Karduluk Pergaan Sumenep Madura

93. Syeikh Sulthan Ahmad / Mbah Agung Buju' Singa 
Di Bluto Sumenep Madura

94. Syeikh Abdullah Lathif Al Akbar
Nyai Dewi Murthosiyah / Istri Syekih Abdullah Lathif
Nyai Dewi Robi'ah Adawiyah
Di Kampung Radeng Guluk Manjung Bluto Sumenep Madura

95. Syeikh Arif Madinah / Buju' Kramat
Di Kampung Barak Sungai Kapedih Bluto Sumenep Madura

96. Syeikh Pangeran Muhammad Hamzah
Di Kebon Agung Sumenep Madura

97. Pangeran Pulang Jiwo
Pangeran Romo
Pangeran Jimat
Bindoro Sa'ud
Panembahan Asiruddin
Sulthan Abdurrahman Pakunataningrat
Pangeran Muhammad Saleh
Pangeran Diponegoro
Lokasi di Makam Raja Raja Asta tinggi Sumenep Madura

98. Syeikh Abdul Jabbar bin Muhammad bin Sunan Andung
Sumenep Madura

99. Auliya' illah Al 'Arif Billah Syeikh Ahmad Baidhowi / Pangeran Katandur bin Panembahan Pekaos
Di Asta Katandur Kalimo'ok Kuta Sumenep Madura

100. Syeikh Khotib Paranggan / Sayyid Abdul Aziz bin Sayyid Ahmad Baidhowi
Syeikh Abdullah
Syeikh Ridho
Lokasi Di Paranggan Bangkal Sumenep Madura

101. Syeikh  Sayyid Abu Bakar Alaydrus
Syeikh Kholiq
Syeikh Sayyid Abu Bakar Bil Faqih
Syeikh Alwi bin Muhammad bin Hamid Ba'abud
Syeikh Al Habib Muhammad bin Alwi Ba'abud
Syeikh Sayyid Alwi bin Abu Bakar Bil Faqih
Syeikh Al Habib Muhammad bin Alwi bin Abu Bakar Bil Faqih
Syeikh Al Habib Umar bin Muhammad bin Ahmad Al Jufri
Syeikh Al Habib Muhsin bin Ali Al Hinduan
Lokasi Di Makam Jeruk purut Kalimo'ok Sumenep Madura

102. Raden Joko Thole / Pangeran Secodiningrat III bin Adipodai/ Panembahan Wirakrama bin Panembahan Blingi bin Kanjeng Sunan Lembayung Fadhal /Sayyid Ali Murtadho
Di Sa asa Manding Sumenep Madura

103. Syeikh Pangeran Batu Putih / Pangeran Sela Pethak / Radèn Ilyas
Di Tlusa Paberasan Sumenep Madura

104. Syeikh Sayyid Ali Barambang bin Syeikh Khotib Padusan bin Syeikh Sayyid 'Ubaidillah bin Syeikh Sayyid Ahmad Baidhowi
Lokasi Di Asta Kalimo'ok Barambang Kali Anget Sumenep Madura

105. Al 'Arif Billah Syeikh Sayyid Munfar
Di Kalimo'ok Kali Anget Sumenep Madura

106. Syeikh Maulana Sayyid Yusuf bin Ali Al Hasani
Syeikh Sayyid Syarif Alwi bin Syeikh bin Alwi Al Jufri
Di Talango Kali Anget Sumenep Madura

107. Syeikh Pangeran Siding Puri &
Kanjeng Sunan Padusan
Di Bangkal Kota Sumenep Madura

108. Raden Kanduruhan bin Radèn Patah / Sultan Bintoro demak
Pangeran Lor
Pangeran Wetan
Syeikh Abdul Qudus bin Sayyid Abdul Karim
Lokasi Di Asta Karang sabu Karang Duak Kuta Sumenep Madura

109. Syeikh Jimat Kramat
Lokasi di Belakang Masjid Lajuk / Al Mukmin Kuta Sumenep Madura

110. Syeikh Sayyid Mahfudz
Di Asta Gorang Garing Lombang Batang Batang Sumenep Madura

111. Syeikh Qosdun
Syeikh Arbadi
Syeikh Muhammad Hamim /Buju' Karangkeng
Di Batang Batang Sumenep Madura

112. Syeikh Radèn Fatah bin Panembahan Pekaos bin Sayyid Amir Khasan bin Sayyid Jakfar Sodiq / Sunan Kudus
Di Juruan Daya Jurak Laok Batu Putih Sumenep Madura

113. Syeikh Kyai Ali Wafa' bin Kyai Mukamal
Di Ambuten Madura

114. Pangeran Bukabu bin Panembahan Mandaraga
Di Desa Bukabu Ambunten Madura

115. Panembahan Mandaraga/ Radèn Putut/ Syeikh Abdurrahman
Lokasi Di Kampung Mandaraga desa Keles Ambunten Sumenep Madura

116. Syeikh Kyai Mukamal
Lokasi Di Belakang Masjid al Islah Ambunten Madura

117. Syeikh Al 'Arif Abu Sa' id
Syeikh Abu Sukri
Syeikh Abu Mutholib
Syeikh Kyai Abdul Karim
Di Asta Penaongan Ketetang Penaongan Pangsongsongan Madura

118. Syeikh Ali Akbar Syamsul Arifin & Syeikh Abdul Karim
Di Pakutan Pasongsongan Sumenep Madura

119 . Kanjeng Sunan Dalem
Lokasi Di Kolak Sokolilo Bangkalan Madura

dan masih banyak lagi yg belum sempat ditulis

WALLAHU'ALAM...

Lahumul Faatihah....
Continue reading Daftar Makam Auliya' Sholihin di Pulau Madura